Retreat PMKO FE-UH Hari II

Pukul 03.00
Bangun...bangun...
"Wuah, koq cepat amat nih bangunnya. Belum juga tidur."
"Deh, tidak tidur miki' ini pemirsa gara-gara cerita terus"
makan kue alias pengganti sarapan
"Jalan salib...jalan salib..."

Sesuai rundown acara, jam 3 subuh adalah acara prosesi jalan salib. Prosesi untuk mengenangkan kembali perjalanan via dolorosa Yesus Kristus ke bukit Kalvari. Kali ini, prosesi jalan Salib diadakan di sekitar halaman BBI. Walau masih ngantuk berat, prosesinya tetap berjalan khidmat meskipun lampu penerangan mati-padam mati-padam terus. Eh, maksudnya mati-menyala mati-menyala. But, itu tidak menghalangi kekhusyukan prosesi jalan salib yang akhirnya berakhir pada perhentian ke XIV di aula BBI.


Retreat PMKO FE-UH Hari I

Foto bersama peserta Retreat PMKO FE-UH

"PENGAMPUNAN-NYA MEMULIHKAN HIDUPKU"
Well, itulah tema yang diangkat oleh tim kerja. Wuah, suatu tema yang begitu luar biasa. Pasti butuh pemaknaan yang besar untuk tema retreat ini. Dan retreat selama dua hari (13-14/4) akhirnya selesai juga. Banyak pengalaman yang didapatkan. Penasaran? Read this out. :D

Awalnya tuh, ngumpul di halte depan Fakultas Ekonomi. Saya pikir akan banyak yang ikut dalam kegiatan ini, eh, diluar dugaan, jumlah peserta sangat sedikit. Dan saya menjadi orang yang paling lama ditunggu karena jalan begitu macet. (Ya maap - versi Hans).

Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya jalan juga. 2 mobil biru alias pete'-pete' membawa kami ke Balai Benih Ikan (BBI) Maros). Asyik tuh dalam perjalanan apalagi aku duduk di mobil yang orangnya asyik dan banyak makanannya. Kecuali Donna Sitomtom Siguleguleppong yang cuek bebek kayak mau dipotong. Gak ada ekspresi sama sekali. Peccu' dan teman-temannya. hahaha... Di jalan sempat singgah jemput pak Pendeta Palti di depan jalan asrama Haji Sudiang. Di sini agak lama nunggunya. Ini juga karena kesalahan komunikasi dengan Hangga Pabisangan. Tapi ada berkatnya. Feybe dan Chika beli makanan. Yey. Kentara to pa'kande.

Bapa di Surga Seperti Pemulung

Kebaktian mingguan (12/4) Persekutuan Mahasiswa Kristen Oikumene (PMKO) Fakultas Ekonomi UNHAS kali ini diadakan di rumah K' Imelda Priska (alias Memey alias Aci') di BTP Blok C/157).

Kebaktian yang seyogianya dimulai pada pukul 18.00 ternyata molor sampai pukul 18.30 berhubung pelayan firman memiliki kendala untuk hadir pada pukul 18.00. Dalam kebaktian kali ini, tampil sebagai lirutgis adalah K' Indri (alias Syahrini), gitaris adalah K' Fani dan pelayanan Firman adalah alumni FE-UH yakni K' Retsmen.

Menjadi pokok utama dalam kebaktian kali ini adalah kebangkitan Kristus yang telah dirayakan beberapa waktu yang lalu. Perikop yang terambil dari Injil Lukas 24:13-35 memberikan gambaran mengenai penampakan Kristus. Pada awalnya para murid tidak percaya bahwa Dia yang mendatangi mereka adalah Yesus yang telah bangkit. Seringkali juga dalam kehidupan ini, kita pun tidak sadar bahwa banyak hal terjadi karena Yesus yang menjadikannya.

Menutup sharing firman yang dibawakannya, K' Retsmen menceritakan sebuah kisah. " Daam suatu waktu di sebuah Gereja, seorang Ibu Guru sekolah Minggu memberi tugas kepada anak-anak sekolah Minggu untuk mencari tahu seperti apa sosok Bapa di Surga dengan melihat contoh pada diri ayah mereka masing-masing.. Seminggu sesudahnya, Ibu Guru akhirnya menanya satu persatu anak-anak sekolah minggu tersebut. Ada yang mengatakan bahwa Bapa itu orang yang selalu mengajarkan yang baik karena ayah dari anak tersebut adalah seorang guru. ada juga anak yang mengatakan bahwa Bapa itu penyembuh kesakitan karena anak tersebut melihat sosok ayahnya yang berprofesi sebagai dokter. Satu per satu anak dalam Gereja tersebut ditanya dan tibalah saatnya seorang anak yang duduk paling belakang untuk ditanyai. Semenjak Ibu Guru mulai bertanya, anak ini selalu menunduk. Ketika gilirannya ditanya, ia kemudian mengatakan bahwa Bapa disurga itu seperti pemulung karena Ia memulung barang-barang kotor. Semua anak dalam Gereja itu tertawa dan berpikir bahwa tidak mungkin serendah itu Bapa adanya. Anak itu kemudian ditanya oleh Ibu Guru mengapa ia mengatakan Bapa itu seperti pemulung. Ia pun mengatakan; "Bapak saya di rumah pekerjaannya menjadi pemulung. Ia memulung barang-barang kotor dan membersihkannya sehingga menjadi bersih. Seperti itulah Bapa di Surga. Ia memulung dan memungut kita satu per satu karena kita ini begitu kotor karena penuh dosa."
Semua anak-anak dalam Gereja itu terdiam dan menyadari bahwa ternyata benarlah demikian adanya."


Ya, Bapa itu seperti pemulung. Ia memungut kita dan menjadikan kita layak di hadapan-Nya. Dia menjadikan kita layak melalui penyerahan diri-Nya di Kayu Salib, sebuah kematian yang begitu hina. Tetapi Yesus menerima itu semua dan menjadikan kita bersih. Kebangkita Kristus akhirnya menjadi jaminan atas semua itu. Bahwa tanpa kebangkitan Kristus maka iman kita akan sia-sia. Tetapi karena kebangkitan-Nya kita memiliki harapan.**


Inspiring Song


When your life seems hard and leads no where, listen this music. You will get new inspiration and you will realize that you never walk alone even in your darkest night. Jesus will be there and will always you. Just believe and you will say; "My heart believe". This song writen by Edward Chen when he was give up in his life. That was the darkest time in bhis life when he could not fullfil his dreams to marry with his beloved girlfriend. He seemed to not believe and could not face it. But in his darkest time, he realized that God never leave him alone. 

KASIH PALSU

photo from google

kasih pasti lemah lembut
kasih pasti murah hati
kasih, kasih-MU ya Tuhan
Kudus tiada batasnya

Dalamnya lautan bisa diduga tetapi dalamnya hati siapa tahu. Peribahasa ini sering kali terbukti ketika kebohongan secara tidak terduga muncul di balik tindakan kasih.

photo from google
Sebagai anak-anak Allah, kita wajib menyelidiki hati kita terlebih dahulu ketika akan melakukan tindakan kasih. Ketika kita memberi dan berbagi kepada sesama manusia dengan tujuan untuk mendapatkan popularitas diri, di situlah kita melakukan kebohongan sejati. Hanya Allah dan diri kita saja yang dapat mengetahui apa yang sesungguhnya ada di dalam hati kita. Motivasi yang tulus dan murni dalam pelayanan kita kepada Allah dan sesama adalah sebuah wujud kasih yang sejati. Hendaklah tindakan-tindakan kasih kita didasari dengan hati yang kudus dan berkenan kepada Allah. Itu;lah ibadah kita yang sejati.

Selamat merayakan Paskah! Kebangkitan Kristus adalah kemenangan kita. Mari kita wartakan. Alleluia..Alleluia..

PASKAH

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
yang walaupun dalam rupa Allah,
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia,
Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia
dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut
segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi
dan yang ada di bawah bumi,
dan segala lidah mengaku:
"Yesus Kristus adalah Tuhan,"
bagi kemuliaan Allah, Bapa!
(Filipi 2:5-11)


Inilah ANUGERAH TERBESAR BAGI DUNIA, yaitu
ketika Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib bersabda,
"...SUDAH SELESAI ..." (Yohanes 19:30)

BOKIN, MUTIARA YANG TERLUPAKAN

Di balik  gunung, sebuah desa terkurung, terjerembab dalam kesunyian dan mendekap dalam kegelapan malam. Nasibnya begitu memprihatinkan. Walau begitu, desa ini tetap hidup, dihuni oleh masyarakat-masyarakat yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Desa yang terlupakan oleh pemerintahnya sendiri ini ternyata menyimpan panorama alam yang luar biasa. Desa ini berdiri tegak dan mengambang di atas awan-awan putih saat pagi menyapa. Bokin, itulah nama desa tersebut.

photo taken from facebook
Berjarak 18 kilometer dari Rantepao, Ibukota Kabupaten Toraja Utara, desa ini seyogianya bisa ditempuh dalam satu setengah jam. Namun, jangan pernah berharap bahwa bisa menjangkau desa ini dengan satu setengah jam saja. Justru desa ini akan ditempuh dalam waktu 3-5 jam karena kondisi jalan yang begitu memprihatinkan. Jalanan yang belum diaspal mengakibatkan kendaraan begitu sulit melintas. Apalagi ketika sedang musim penghujan, desa ini hanya dapat dijangkau dengan kendaraan roda enam yang dilengkapi dengan rantai besi yang melilit pada ban agar tidak terjerembab dalam lumpur yang begitu dalam. Belum lagi ketiadaan listrik yang membuat desa ini semakin tertinggal. Saat malam datang, pelita dan lampu gas menjadi penerang yang setia memberi cahaya di tengah kegelapan.

Terlepas dari perhatian yang kurang dari pemerintah, desa ini menyimpan panorama alam yang sungguh menakjubkan. Saat mentari terbit di pagi hari, saat awan masih membalut jagat, kita akan disuguhi pemandangan yang sungguh elok, kita serasa berada di atas awan. Lautan awan putih tebal menggenang bagai air laut memenuhi Bokin bagian utara. Gunung-gunung yang menjulang tinggi tergambar laksana pulau kecil di tengah lautan bak pulau Samosir di tengah danau Toba. Gunung Puang di Palopo menjelma menjadi pantai dibingkai indahnya awan putih. Gunung Mungsia di bagian Selatan seperti pulau kecil yang sungguh indah. Dipadu dengan terik matahari, panorama alam di desa ini menjadi luar biasa.

photo taken from facebook
photo taken from facebook
Takjub. Itulah yang kualami ketika menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri. Panorama ini begitu luar biasa. Waktu itu aku hampir tidak percaya bahwa pemandangan ini sungguh-sungguh ada di hadapanku dan bukan dalam sebuah mimpi.

Sayang seribu sayang, nasib desa ini tak seindah panorama alamnya yang luar biasa indahnya. Keindahan panorama daerah ini pun luput dari sorotan lensa para wartawan dan dinas pariwisata. Seandainya desa ini dibenahi dari segi infrastruktur, saya yakin, desa ini akan menjadi destinasi wisata yang menarik.

photo taken from facebook
Bokin, desa yang indah yang menyimpan mutiara pariwisata Sulawesi Selatan. Panoramamu sungguh elok. Semoga engkau ‘dibangkitkan’ sehingga para pencinta panorama alam akan berduyun-duyun menikmati keindahanmu dan keelokanmu sembari menyampaikan kepada dunia bahwa engkau sungguh luar biasa.







*tulisan ini diikutkan dalam lomba blog  "Strategi Pengembangan dan Promosi Wisata Sulawesi Selatan*