Bapa di Surga Seperti Pemulung

Kebaktian mingguan (12/4) Persekutuan Mahasiswa Kristen Oikumene (PMKO) Fakultas Ekonomi UNHAS kali ini diadakan di rumah K' Imelda Priska (alias Memey alias Aci') di BTP Blok C/157).

Kebaktian yang seyogianya dimulai pada pukul 18.00 ternyata molor sampai pukul 18.30 berhubung pelayan firman memiliki kendala untuk hadir pada pukul 18.00. Dalam kebaktian kali ini, tampil sebagai lirutgis adalah K' Indri (alias Syahrini), gitaris adalah K' Fani dan pelayanan Firman adalah alumni FE-UH yakni K' Retsmen.

Menjadi pokok utama dalam kebaktian kali ini adalah kebangkitan Kristus yang telah dirayakan beberapa waktu yang lalu. Perikop yang terambil dari Injil Lukas 24:13-35 memberikan gambaran mengenai penampakan Kristus. Pada awalnya para murid tidak percaya bahwa Dia yang mendatangi mereka adalah Yesus yang telah bangkit. Seringkali juga dalam kehidupan ini, kita pun tidak sadar bahwa banyak hal terjadi karena Yesus yang menjadikannya.

Menutup sharing firman yang dibawakannya, K' Retsmen menceritakan sebuah kisah. " Daam suatu waktu di sebuah Gereja, seorang Ibu Guru sekolah Minggu memberi tugas kepada anak-anak sekolah Minggu untuk mencari tahu seperti apa sosok Bapa di Surga dengan melihat contoh pada diri ayah mereka masing-masing.. Seminggu sesudahnya, Ibu Guru akhirnya menanya satu persatu anak-anak sekolah minggu tersebut. Ada yang mengatakan bahwa Bapa itu orang yang selalu mengajarkan yang baik karena ayah dari anak tersebut adalah seorang guru. ada juga anak yang mengatakan bahwa Bapa itu penyembuh kesakitan karena anak tersebut melihat sosok ayahnya yang berprofesi sebagai dokter. Satu per satu anak dalam Gereja tersebut ditanya dan tibalah saatnya seorang anak yang duduk paling belakang untuk ditanyai. Semenjak Ibu Guru mulai bertanya, anak ini selalu menunduk. Ketika gilirannya ditanya, ia kemudian mengatakan bahwa Bapa disurga itu seperti pemulung karena Ia memulung barang-barang kotor. Semua anak dalam Gereja itu tertawa dan berpikir bahwa tidak mungkin serendah itu Bapa adanya. Anak itu kemudian ditanya oleh Ibu Guru mengapa ia mengatakan Bapa itu seperti pemulung. Ia pun mengatakan; "Bapak saya di rumah pekerjaannya menjadi pemulung. Ia memulung barang-barang kotor dan membersihkannya sehingga menjadi bersih. Seperti itulah Bapa di Surga. Ia memulung dan memungut kita satu per satu karena kita ini begitu kotor karena penuh dosa."
Semua anak-anak dalam Gereja itu terdiam dan menyadari bahwa ternyata benarlah demikian adanya."


Ya, Bapa itu seperti pemulung. Ia memungut kita dan menjadikan kita layak di hadapan-Nya. Dia menjadikan kita layak melalui penyerahan diri-Nya di Kayu Salib, sebuah kematian yang begitu hina. Tetapi Yesus menerima itu semua dan menjadikan kita bersih. Kebangkita Kristus akhirnya menjadi jaminan atas semua itu. Bahwa tanpa kebangkitan Kristus maka iman kita akan sia-sia. Tetapi karena kebangkitan-Nya kita memiliki harapan.**


Tidak ada komentar:

Posting Komentar